Makassar, 24 April 2012
Ingat sob, Allah swt udah ngasih karunia terindah yang dimiliki manusia yaitu akal untuk berfikir sehingga bisa ngebedaain mana yang bener dan mana yang salah sesuai rambu rambu dalam ajaran islam. Pilihan manapun yang kita ambil, sesuai dengan kehendak kita. Bukan kehendak orang lain. Tapi diri kita sendiri. Kalau kita tahu kalau gaul bebas itu bisa menjerumuskan kita pada gaya hidup seks bebas ala hewan terus akhirnya kita kena penyakit menular seksual atau AIDS, jangan bilang itu semua karena udah takdir sesuai kehendak Allah swt. Ngga’ usah nyari kambing hitam atas kesalahan yang diperbuat. Kalo akal sehat kita dipake dengan benar, Allah swt udah nunjukin jalan hidup yang selamat dengan menjahui perilaku gaul bebas, pacaran dan berzina. Your life is your choice. Jangan bawa-bawa takdir donkssssssssssssss……………
Sob, secara lebih mendalam alias secara filosofis, ketika kita tidak memilih sebenarnya kita juga memilih loh, yaitu memilih untuk ‘tidak memilih’. Nah, karena hidup kita adalah pilihan kita, maka ada dua hal yang kudu kita sadari saat kita memilih pilihan hidup kita itu. Apa dua hal itu? Dua hal itu adalah konsekuensi atau resiko dan pertanggung jawaban. Dari setiap yangkita pilih, kita pasti sadaar sesadarnya kalo pilihan itu akan mengandung konsekuensi atau resiko. Sehinggga karena kita udah sadar bahwa setiap pilihan ada konsekuensinya, maka sebelum pilhan itu kita pilih, kita harus hati-hati bin teliti. Nah, setelah kita memili pilihan itu, maka tidak boleh ada keluhan, tidak perlu ada penyesalan dari yang kita pilih. So, berhati-hatilah ketika kita memilih jalan hidup kita.
Sementara itu selain resiko dari apa yang udah kita pilih, kita musti nyadar kalo pilihan yang telah kita pilih tadi, akan diminta pertanggung jawaban. Apabila kita ini muslim, jadi pastinya dari setiap pilihan yang kita ambil aka nada akintabilitasnya dihadapan Allah. Anggak seperti yang dipahami oleh orang-orang secular, seperti udah dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa menerut mereka, tuhan itu the watchmaker alias si pembuat jam. Ketika jam dibikin oleh se pembuatnya dan dikasih baterai, maka dia akan berjalan dengan sendirinya, anggak, bukan seperti itu hidup seorang muslim, coba simak kalimat Allah da; Q.S Al-Mudatsir: 38 yang artinya “setiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”. Ayat ini menegaskan bahwa kita yang memegang kendali dan bertanggung jawab atas kehidupan kita. Baik di dunia maupun di akhirat.
Keberhasilan atau kegagalan seseorang bukan karena takdir atau kehendak Allah SWT, tapi akibat dari apa yang dikerjakannya, sukses atau gagal, jadi pemenang atu pecundang adalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita ambil/putuskan. Dan tentu bukan karena orang lain. Bukan karena keturunan atau bawaan genetic.
Allah SWT juga berfirman dalam Q.S al-balad: 10 yang artinya “telah kami tunjukkan padanya dua jalan” ayat ini menerangkan pada kita bahwa selalu ada dua pilihan dalam hidup ketika manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Pilihan yang baik dan pilihan yang buruk. [ilihan yang baik adalah pilihan yang ngikutin perintah Allah SWT AKAN MENGANTARKAN KITA PADA kesuksesan du dunia dan akhirnya sebaliknya, pilihan yang buruk menjauhkan manusia dan ketaatan pada perintah Allah swt sehingga membuat hidup terpuruk dalam kegagalan didunia dan di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar